Dunia Dikejutkan dengan Perang Rusia & Ukraina, Bagaimana IHSG?


Dunia sudah dikejutkan dengan wabah coronavirus yang telah 2 tahun membuat seluruh warga bumi menderita dengan banyaknya pembatasan aktivitas sehingga selain bahaya pandemi yang mengancam kondisi ekonomi juga ikut terancam. Dan saat ini sudah memasuki tahun ke-3 pandemi ditambah dengan masalah baru yaitu perang antara Rusia dan Ukraina dimana konflik mulai terjadi sejak NATO menawarkan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi dimana ini sangat mengganggu kenyamanan Rusia yang merasa Ukraina akan menjadi pangkalan militer NATO yang bersebelahan secara langsung dengan Rusia. Berita selengkapnya klik disini.

Apapun itu saya sedang tidak ingin membahas apa penyebab perangnya. Yang ingin saya bahas adalah apa dampaknya pada IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada beberapa bidang yang diduga akan berkorelasi dengan IHSG diantaranya sbb:


1. Ekspor dan Impor

Sebagaimana kita ketahui Rusia adalah salah satu negara pengekspor Gandum terbesar di dunia sehingga dengan adanya perang ini tentunya impor gandum akan mengalami hambatan. Adapun perusahaan-perusahaan terbuka yang memanfaatkan impor gandum ini diantaranya adalah Indofood dengan kode saham INDF dan anak usahanya Indofood CBP dengan kode saham ICBP.

Selain itu Rusia dan Ukraina juga merupakan daerah pemasaran produk-produk dari Philip Morris International dan salah satu perusahaan terbuka di Indonesia yang dimiliki oleh Philip Morris International adalah HM Sampoerna dengan kode saham HMSP


2. Pariwisata

Turis Rusia adalah salah satu turis yang terbanyak datang ke Indonesia khususnya Bali. Tetapi ini mungkin tidak akan begitu banyak berpengaruh ke IHSG karena perusahaan terbuka yang berkaitan dengan wisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanyalah Garuda Indonesia dengan kode saham GIAA.


3. Perbankan

Dengan adanya perang Rusia dan Ukraina akan membatasi para pengusaha untuk melakukan ekspansi bisnis dimana untuk melakukan ekspansi bisnis memerlukan modal dari pinjaman kredit terhadap perbankan sehingga ini akan mempengaruhi pendapatan sektor perbankan. Tetapi hal ini akan merugikan perbankan jika perang Rusia dan Ukraina terjadi berlarut-larut.


Dari 3 bidang di atas, secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa sektor Ekspor dan Impor saja yang akan berpengaruh paling besar terhadap IHSG sehingga kode saham emiten yang akan paling terdampak adalah INDF, ICBP dan HMSP.

Per tanggal 3 Maret 2022, INDF memiliki market cap 54.44 T, ICBP memiliki market cap 92.42 T dan HMSP memiliki market cap 112.83 T sehingga total market cap dari 3 kode saham emiten tersebut adalah 259.69 T. Dan total market cap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI adalah 8702.21 T. Dengan demikian persentase dari 3 emiten tersebut terhadap total market cap adalah 2.98%. Persentase yang cukup kecil untuk mempengaruhi penurunan IHSG secara signifikan apalagi jika bisnis 3 emiten tersebut juga terbagi dalam beberapa porsi lagi ke 2 negara yang sedang berkonflik tersebut. Sehingga untuk investor yang memiliki prinsip value investing yang berorientasi pada deviden tidak akan ada dampak yang signifikan.

Dari sisi bisnis mungkin tidak akan berdampak signifikan terhadap penurunan IHSG tidak seperti saat pandemi Covid terjadi dimana banyak perusahaan yang harus melakukan lockdown, tetapi akan berbeda ceritanya jika sudah masuk ke ranah Psikologis dimana investor-investor asing cenderung khawatir akan terjadinya perang berlarut-larut yang akan menyebabkan Perang Dunia ke-3 sehingga mereka memutuskan untuk menarik investasi mereka tentunya hal ini akan sangat mempengaruhi IHSG. Pemerintah Indonesia harus bisa mengantisipasi hal ini dengan memberikan program-program yang kongkrit untuk menjaga kepercayaan investor asing akan keamanan dan kekuatan Indonesia agar mereka tetap berinvestasi di Indonesia.

Wallahu A'lam Bishawab semoga sedikit ulasan ini cukup bermanfaat dalam memberikan kepercayaan untuk tetap berinvestasi saham di Indonesia dan perang antara Rusia dan Ukraina segera menemukan jalan keluar. Aamiin.

Comments